Artikel > Lihat artikel

ANALISIS NILAI TUKAR PETANI KOMODITAS TANAMAN PANGAN DI SUMATERA UTARA

Oleh Marisa Kusuma Putri SST., M.Stat. - 130 view - 13 August 2022 23:31

Ringkasan Artikel

Salah satu alat ukur untuk melihat dinamika tingkat kesejahteraan pertanian adalah Nilai Tukar Pertanian (NTPR), yang mencakup Nilai Tukar Komoditas Pertanian (NTKP) dan Nilai Tukar Petani (NTP). NTKP berkaitan dengan kekuatan daya tukar/daya beli dari komoditas pertanian terhadap komoditas/produksi lain yang dipertukarkan. Sedangkan NTP berkaitan dengan kemampuan daya beli petani dalam membiayai kebutuhan hidup rumah tangganya.


Secara konsep, NTP adalah mengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani dan barang atau jasa yang diperlukan dalam menghasilkan produk pertanian. Secara teori, kesejahteraan petani akan meningkat apabila selisih antara hasil penjualannya dan biaya produksinya bertambah besar, atau nilai tambahnya meningkat. Jadi besar kecilnya nilai tambah petani ditentukan oleh besar kecilnya nilai tukar petani (NTP).


Meningkatnya NTP akan memberikan peluang untuk sektor pertanian menjadi sektor unggul dalam pembangunan. Sebaiknya menurunnya nilai tukar petani menunjukkan bahwa kesejahteraan petani menurun dan pendapatannya berkurang. Pemerintah sebaiknya membuat kebijakan yang bisa menjaga harga hasil pertanian agar dapat dinikmati petani dapat dilakukan dengan cara menghidupkan kembali peran Koperasi Unit Desa (KUD) sesuai dengan perannya sebagai buffer stock (penyangga) produksi petani yang selama ini kurang maksimal di dalam menjalankan fungsinya dengan membeli produksi pertanian pada saat panen sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Mengusahakan dan menjamin ketersediaan faktor produksi dengan harga terjangkau pada saat musim tanam, serta adanya subsidi faktorfaktor produksi untuk membantu petani dalam melakukan usaha tani. Peningkatan produktivitas kurang berarti bagi petani apabila harga jual kurang menguntungkan, pendapatan pertanian akan lebih rendah dari pengeluaran rumah tangga. Pengembangan infrastruktur, pendidikan, dan pembinaan keterampilan petani sangat penting agar petani dapat bekerja secara mandiri dan nilai tukar petani itu sendiri meningkat. Perbaikan infrastruktur perlu diperlengkapi dengan pembenahan struktur dan efisiensi pemasaran sehingga daya beli petani dan daya tukar petani dapat ditingkatkan.

Penulis Artikel

Muhammad Ilham Riyadh