Inflasi Ramadan dan Pola Distribusi Perdagangan
Oleh Ujang Mauludin - 97 view - 04 March 2025 14:18
Ringkasan Artikel
Pelaku usaha dan produsen barang yang populer selama Ramadan mempersiapkan diri untuk meraih keuntungan, meskipun cuaca ekstrem berdampak pada produktivitas pertanian dan distribusi barang. Hal ini berpotensi mengganggu pasokan dan harga, yang biasanya meningkat menjelang dan selama Ramadan hingga Lebaran.
Inflasi selama Ramadan sering dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan, seperti minyak goreng, daging ayam, dan telur. Data inflasi pada Ramadan 2022, 2023, dan 2024 menunjukkan peningkatan harga pada kelompok pangan, minuman, dan tembakau, meskipun masyarakat tetap membeli barang meskipun harga tinggi.
Pola distribusi barang dari produsen ke konsumen juga berperan dalam harga yang diterima oleh konsumen. Semakin panjang rantai distribusi, semakin besar harga yang harus dibayar. Misalnya, distribusi beras dari produsen ke konsumen dapat melibatkan beberapa perantara dan meningkatkan harga. Beberapa provinsi memiliki nilai Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) yang berbeda, dengan Papua Barat memiliki MPP tertinggi.
Pemerintah perlu memperhatikan inflasi Ramadan dan memperpendek rantai distribusi untuk mengurangi kenaikan harga. Pengawasan ketat terhadap distribusi barang dan peningkatan sistem distribusi langsung (baik online maupun offline) juga diperlukan untuk mengurangi harga yang dibayar konsumen
Penulis Artikel
Ujang Mauludin