Artikel > Lihat artikel

Pengaruh Kebijakan dan Faktor Penentu Impor Bawang Putih Indonesia dari China

Oleh Raden Anita Kusumawardani S.A.P. - 295 view - 20 October 2022 10:20

Ringkasan Artikel

Keragaan ekonomi bawang putih di Indonesia pada periode 1996 hingga 2020 mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada periode tersebut, produksi bawang putih domestik mengalami tren meningkat sebesar 3% per tahun, konsumsi bawang putih nasional meningkat sebesar 5% per tahun, harga bawang putih impor meningkat sebesar 4% per tahun, harga bawang putih domestik meningkat 4% per tahun, harga bawang merah domestik meningkat sebesar 7% per tahun, serta volume impor bawang putih meningkat sebesar 12% per tahun. Kebijakan penghapusan tarif impor bawang putih di Indonesia mempengaruhi volume bawang putih impor dari China secara signifikan. Faktor lainnya yang secara signifikan menentukan impor bawang putih Indonesia dari China terdiri atas harga bawang putih impor, harga bawang merah domestik, dan kebijakan RIPH. Sedangkan nilai tukar riil tidak berpengaruh signifikan. Rekomendasi kebijakan yang dapat disusun dalam rangka mengontrol ketergantungan terhadap impor bawang putih China antara lain, 1) pelaksanaan program intensifikasi dan ekstensifikasi bawang putih domestik dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas bawang putih, 2) pemberian subsidi pertanian, dan 3) peninjauan kembali kebijakan tarif impor dan pengawasan RIPH.

Karena impor bawang putih di Indonesia masih sangat dibutuhkan, pemerintah sebaiknya melakukan penyesuaian musim impor dengan wajib tanam bawang putih yakni dengan mempertimbangkan untuk

menetapkan waktu yang tepat dalam melakukan impor agar tidak bersamaan dengan waktu panen bawang putih domestik. Hal ini dilakukan agar bawang putih domestik tetap laku di pasaran dan dalam rangka meningkatkan insentif petani bawang putih di Indonesia. Pemberian subsidi berupa penyediaan input kepada petani bawang putih sebaiknya dilakukan pendataan yang akurat terlebih dahulu terkait kebutuhan petani bawang putih nasional dan dalam pelaksanaan dan distribusinya juga dilakukan secara transparan dan dengan pengawasan yang ketat agar bantuan tersebut benar-benar tersalurkan secara merata kepada seluruh petani bawang putih dalam negeri. Hal ini diperlukan karena berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh bahwa petani bawang putih dalam negeri masih terkendala dalam pengadaan input untuk memproduksi bawang putih dikarenakan mahalnya biaya untuk membudidayakan bawang putih. Selanjutnya, untuk penelitian lanjutan sebaiknya peneliti dapat melakukan penelitian tentang simulasi kebijakan dalam rangka pencapaian kebutuhan bawang putih domestik agar diperoleh kebijakan yang tepat untuk dapat meningkatkan produksi bawang putih domestik.

Penulis Artikel

Jihan Zakia Adila, Andriyono Kilat Adhi, dan Rita Nurmalina