Pembangunan yang adil dan berkelanjutan tidak dapat terlepas dari prinsip kesetaraan gender. Dalam berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan politik, perempuan dan laki-laki harus memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi, berkontribusi, dan menerima manfaat dari pembangunan. Kesadaran akan pentingnya pengarusutamaan gender telah mendorong pemerintah, termasuk Pemerintah Kota Bandung, untuk mengintegrasikan perspektif gender ke dalam kebijakan, program, dan perencanaan pembangunan.

Sebagai upaya konkret dalam memantau dan mengevaluasi capaian pembangunan yang responsif gender, digunakan tiga indikator utama, yaitu Indeks Pembangunan Gender (IPG), Indeks Ketimpangan Gender (IKG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Ketiga indikator ini tidak hanya mencerminkan sejauh mana kesetaraan gender telah tercapai, tetapi juga menjadi dasar penting dalam menyusun kebijakan yang lebih inklusif dan berpihak pada kelompok rentan, khususnya perempuan dan anak.